SENTER TANPA BATERAI

SENTER TANPA BATERAI
CARA BUAT SENTER TANPA BATERAI | KLIK DI GAMBAR...

30 November 2019

Pulser sepeda motor , pembahasan soal kelistrikan tbsm kelas XI


Dalam bahasa teknik otomotif sepeda motor, pulser juga disebut dengan generator pulsa, pick up coil, dan spul pulser (namanya banyak ya kaya teroris aja).

Pulser berada pada blok mesin sebelah kiri untuk motor bebek dan sport, dan blok mesin sebelah kanan untuk motor matic


Pulser berfungsi untuk mengirimkan sinyal ke CDI berupa sinyal waktu pengapian. Sinyal listrik dari pulser dikirimkan ke CDI kemudian sinyal tersebut digunakan oleh CDI sebagai patokan waktu pengapian kapan busi harus menyala.

Spul pulser berupa kotakan kecil biasanya berwarna hitam, didalamnya terdapat lilitan kawat halus berdiameter kurang lebih 0,1mm. Dilihat dari jumlah kabelnya terdapat dua jenis pulser yaitu pulser dengan dua kabel dan pulser dengan satu kabel. Pulser dengan dua kabel biasanya digunakan pada sepeda motor Yamaha (warna pink dan putih) sedangkan pulser dengan satu kabel digunakan pada sepeda motor Honda dan Suzuki (warna biru dengan strip kuning).

Pulser merupakan salah satu komponen utama pada sistem pengapian sepeda motor, apabila pulser bermasalah maka sepeda motor akan mbrebet bahkan lebih parah lagi motor tidak menyala karena busi tidak memercikkan bunga api.

Cara memeriksa pulser dapat dilakukan menggunakan ohm meter / avo meter, siapkan avo meter arahkan selector pada skala X 100, tempelkan probe (+) pada kabel utama pulser (warna ping pada pulser Yamaha / warna biru strip kuning pada pulser Honda, Suzuki), kemudian probe (-) pada kabel kedua pulser (warna putih pada pulser Yamaha / bodi pulser atau blok mesin pada Honda dan Suzuki) cari bagian blok mesin yang tidak dicat. Amati hasil pengukuran pada ohm meter, apabila jarum ohm meter tidak bergerak maka pulser putus dan segera ganti baru, apabila hasil pengukuran 400 ohm maka pulser normal, begitu juga jika hasil pengukuran melebihi atau kurang dari 400 ohm pulser juga sebaiknya di lem biru dilempar & beli baru.

Berdasarkan uraian di atas maka jawaban untuk soal pemeliharaan kelistrikan sepeda motorkelas XI tsm NO 4 adalah : C mengirimkan sinyal waktu pengapian ke CDI


28 November 2019

Pengapian tipe DC CDI pada sepeda motor, pembahasan soal tbsm / tsm


Sebelum melanjutkan pembahasan ini saya sarankan untuk membaca artikel sebelumnya tentang sistem pengapian AC CDI, bagi anda yang belum membacanya ini linknya sistem pengapian AC CDI

Selanjutnya  tentang sistem pengapian tipe DC CDI pada sepeda motor memiliki kemiripan dengan sistem pengapian AC CDI, yang membedakan adalah pada sumber tegangan listrik yang digunakan. Tegangan listrik AC untuk sistem AC CDI dan tegangan DC untuk sistem pengapian DC CDI.

Karena memiliki perbedaan pada sumber tegangan listriknya, maka komponennya juga ada sedikit perbedaan. Komponen sistem pengapian pada sistem pengapian DC CDI terdiri dari : baterai, fuse, ignition switch, CDI, pulser, ignition coil, busi.

1. Baterai
Pada sistem pengapian DC CDI sepeda motor, baterai berfungsi sebagai sumber tegangan listrik sistem pengapian. Biasanya baterai yang digunakan pada sistem pengapian DC CDI adalah baterai dengan kapasitas tegangan 12 volt.

2. Fuse
Fuse atau sekring adalah komponen pengaman pada sistem pengapian yang berfungsi sebagai pengaman yaitu memutuskan arus listrik manakala terjadi hubung singkat atau konsleting pada rangkaian sistem pengapian DC CDI.

3. Ignition switch
Ignition switch atau kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan dan memutus tegangan listrik dari baterai menuju ke DC CDI. Pada posisi kunci kontak “ON” maka tegangan listrik mengalir menuju DC CDI dan sebaliknya pada posisi “OFF” tegangan listrik dari baterai tidak terhubung ke DC CDI sehingga sistem pengapian DC CDI tidak bekerja.

4. DC CDI
DC CDI adalah controller pada sistem pengapian sama seperti pada tipe AC CDI, hanya saja berbeda pada jenis tegangan listrik yang bekerja di dalamnya. Fungsi utama dari CDI adalah untuk mengatur sistem pengapian terkait dengan penyalaan busi untuk proses pembakaran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.

5. Pulser, ignition coil, busi
Untuk komponen pulser, ignition coil dan busi pada sistem pengapian DC CDI memiliki fungsi yang sama seperti pada sistem pengapian AC CDI, untuk lebih jelasnya silahkan anda bisa membukanya kembali ini linknya klik disini....

Berdasarkan uraian di atas maka jawaban untuk soal pemeliharaan kelistrikan sepeda motor kelas XI tsm NO 3 adalah : B pengapian DC CDI


Pengapian tipe AC CDI pada sepeda motor


Pada postingan sebelumnya telah kita bahas tentang sistem pengapian konvensional pada sepeda motor jadul. Nah kali ini akan saya coba untuk membahas tentang pengapian tipe AC CDI pada sepeda motor.

Pengapian tipe konvensional pada sepeda motor ternyata memiliki beberapa kelemahan salah satu diantaranya adalah sistem pengapian sering terjadi kegagalan fungsi yang disebabkan karena berubahnya ukuran celah platina, sehingga untuk sistem ini harus lebih sering melakukan pemeriksaan dan penyetelan celah platina, hal ini sangat kurang praktis apalagi jika ini terjadi pada saat sepeda motor sedang kita kendarai di jalan dan mogok, repot pastinya….

Dari pertimbangan tadi maka sistem pengapian konvensional dikembangkan dan disempurnakan menjadi sistem pengapian CDI (capasitive discharge ignition). Terdiri dari dua jenis sistem pengapian CDI yaitu AC CDI dan DC CDI. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas terlebih dahulu mengenai sistem pengapian tipe AC CDI. Disebut sebagai pengapian tipe AC CDI karena sistem pengapian ini menggunakan arus listrik AC (alternating current) yang dihasilkan oleh alternator (kumparan pengapian).

Pada sistem pengapian AC CDI menggunakan beberapa komponen yaitu : Alternator, pulser, CDI, ignition switch, ignition coil, busi

1. Alternator
Sama seperti pada alternator tipe konvensional, alternator (kumparan pengapian) berfungsi sebagai sumber tegangan listrik AC.

2. Pulser
Merupakan komponen semacam sensor yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal waktu pengapian ke AC CDI, pulser akan mengirimkan sinyal listrik terkait dengan kapan busi harus menyala.

3, CDI (capasitive discharge ignition)
Cdi merupakan komponen pengontrol pada sistem pengapian sepeda motor, pada sistem pengapian AC CDI tentu saja jenis CDI yang digunakan adalah jenis AC CDI. Tugas dari CDI adalah mengatur sistem pengapian, CDI sebagai controller / otaknya sistem pengapian AC CDI. Cara kerja AC CDI yaitu : AC CDI akan beraksi jika mendapatkan tegangan listrik dari kumparan pengapian, selanjutnya CDI akan mengalirkan tegangan listrik tersebut menuju ke ignition coil setelah mendapatkan sinyal waktu pengapian dari pulser.

4. Ignition switch
Ignition switch berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan salah satu kabel pada AC CDI (pada sepeda motor Honda berwarna hitam/putih) menuju ke masa, kabel ini bisa dikatakan sebagai kabel kendali sistem pengapian AC CDI. Jika kabel ini terhubung dengan masa maka status sistem pengapian adalah “OFF” dan sebaliknya jika tidak terhubung maka “ON”. Pada posisi “OFF” tegangan listrik dari kumparan pengapian dialirkan/dibuang ke masa sehingga tidak ada aliran listrik menuju ignition coil.

5. Ignition coil
Ignition coil pada semua jenis sepeda motor memiliki kesamaan fungsi yaitu untuk menaikkan tegangan listrik dari sumbernya yang selanjutnya digunakan untuk menyalakan busi, ignition coil mampu menaikkan tegangan listrik sampai dengan ± 15 KV bahkan bisa lebih 

6. Busi (sparkplug)
Begitu juga dengan busi pada semua jenis sepeda motor memiliki kesamaan fungsi yaitu untuk merubah tegangan listrik dari ignition coil menjadi percikan bunga api.

Berdasarkan uraian di atas maka jawaban untuk soal pemeliharaan kelistrikan sepeda motorkelas XI tsm 
Jawaban soal NO 2 adalah : A pengapian AC CDI
Jawaban soal NO 5 adalah : C Capasitive Discharge Ignition
Jawaban soal NO 6 adalah : B ± 15 KV


27 November 2019

Pengapian tipe konvensional pada sepeda motor jadul , pembahasan soal tsm tbsm


Sistem pengapian yang digunakan pada sepeda motor lama (jadul) adalah menggunakan pengapian tipe konvensional, tipe pengapian ini masih sangat sederhana, tidak seperti pengapian yang digunakan pada sepeda motor jaman sekarang yang lebih canggih yaitu sistem pengapian yang terintegrasi dengan sistem injeksi bahan bakar dan semuanya dikendalikan oleh satu komponen yang disebut sebagai control unit.

Sistem pengapian konvensional digunakan pada sepeda motor lama baik 2 tak maupun 4 tak. Komponen sistem pengapian pada sepeda motor yang menggunakan pengapian tipe konvensional terdiri dari : alternator, breaker point (platina), condensor, ignition switch, ignition coil, dan busi dimana tiap – tiap komponen tersebut memiliki tugas dan fungsi masing – masing

Fungsi komponen sistem pengapian konvensional :

1. Alternator
Berfungsi sebagai pembangkit listrik yang selanjutnya tegangan listrik yang dihasilkan berguna untuk sumber listrik sistem pengapian yang bermuara pada busi.

2. Platina (breaker point)
Platina adalah komponen semacam saklar yang terbuat dari logam platina, komponen ini berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari kumparan primer coil menuju masa supaya terjadi induksi di dalam ignition coil sehingga menghasilkan tegangan tinggi untuk menyalakan busi.

3. Condensor
Condensor merupakan komponen elektronik yang berfungsi sebagai penyimpan arus listrik sementara dan mengurangi percikan bunga api pada platina (breaker point)

4. Ignition switch
Istilah lain dari ignition switch adalah kunci kontak, pada sistem pengapian konvensional kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan tegangan listrik dari alternator (kumparan pengapian) ke masa, pada saat kunci kontak “OFF” kabel kumparan pengapian dihubungkan oleh kunci kontak ke masa sehingga tegangan listrik yang dihasilkan kumparan pengapian dibuang ke masa dan akhirnya tidak terjadi proses pengapian. Sedangkan pada posisi “ON” kabel dari kumparan pengapian tidak terhubung ke masa sehingga tegangan listrik bisa diteruskan ke coil dan platina dan selanjutnya terjadilah proses pengapian.

5. Ignition coil
Sering disebut dengan sebutan coil, terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder. Coil berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik dari alternator yang tidak terlalu besar menjadi tegangan listrik yang sangat besar sekitar kurang lebih 20.000volt untuk menyalakan busi sepeda motor

6. Busi
Busi (sparkplug) adalah komponen pengapian yang berfungsi untuk merubah tegangan listrik yang dihasilkan oleh ignition coil menjadi percikan bunga api untuk proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar sepeda motor.

Berdasarkan uraian di atas maka jawaban untuk soal pemeliharaan kelistrikan sepeda motor kelas XI tsm NO 1 adalah : C pengapian konvensional


26 November 2019

Melakukan perawatan berkala sistem injeksi sepeda motor


Postingan ini adalah kelanjutan dari modul perawatan berkala sistem injeksi bahan bakar yang sudah saya share sebelumnya, bagi kalian yang sudah mengunjunginya saya ucapkan terimakasih dan mohon maaf karena postingannya terpotong agar supaya mempercepat proses edit dan upload harap dimaklumi karena keterbatasan perangkat yang kami gunakan. Dan berikut ini adalah kelanjutannya monggo dilanjutken….


B.Perawatan Berkala Sistem Injeksi Bahan Bakar
Sistem injeksi bahan bakar telah dirancang sedemikian rupa untuk meminimalkan proses perawatan, walaupun demikian bukan berarti sepeda motor yang menggunakan sistem injeksi bahan bakar bebas dari perawatan berkala. Hanya saja perawatan berkala pada sepeda motor injeksi sebagaian besar hanya berupa tindakan pemeriksaan dan pengukuran saja. Berikut ini dijelaskan contoh tindakan perawatan berkala pada sepeda motor injeksi bahan bakar.
  
1.Mengganti saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar berfungsi menyaring kotoran di dalam tangki sebelum dihisap oleh pompa bahan bakar, saringan bahan bakar sebaiknya diganti setelah menempuh jarak tertentu. Perawatan saringan bahan bakar dilakukan dengan cara mengganti part saringannya saja yang biasanya terpasang pada pompa bahan bakar.

2.Pengukuran tekanan bahan bakar
Tekanan bahan bakar dapat digunakan sebagai patokan utama dalam sistem injeksi bahan bakar. Beberapa gangguan / permasalahan pada sepeda motor sistem injeksi dapat terdeteksi dengan melakukan pemeriksaan tekanan bahan bakar. Alat yang digunakan untuk memeriksa tekanan bahan bakar adalah fuel pressure gauge.
Gb. Pemeriksaan tekanan bahan bakar

Prosedur pengukuran tekanan bahan bakar menggunakan fuel pressure gauge :
1)  Pastikan kunci kontak posisi “OFF”
2)  Lepaskan connector pompa bahan bakar
3)  Putar kunci kontak ke posisi “ON”
4)  Hidupkan sepeda motor sampai mesin mati
5)  Putar kunci kontak posisi “OFF”
6)  Lepaskan selang bahan bakar
7)  Pasang fuel pressure gauge dengan benar
8)  Pasang kembali connector pompa bahan bakar
9)  Putar kunci kontak ke posisi “ON”
10)Hidupkan sepeda motor dan lihat hasil pengukuran, pastikan tekanan yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi tekanan bahan bakar sepeda motor yang diperiksa

3.  Pemeriksaan Kerusakan sistem injeksi
Sistem injeksi bahan bakar sudah sepenuhnya dikendalikan oleh control unit secara elektronik dan terprogram. Termasuk dalam pemeriksaan kerusakan pada sistem injeksi bahan bakar dapat dilakukan secara mandiri / self diagnosa tanpa memerlukan peralatan tambahan. Pada pemeriksaan sistem injeksi bahan bakar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan diagnostic tool maupun menggunakan self diagnosa.
a.Pemeriksaan kerusakan sistem injeksi bahan bakar menggunakan diagnostic tool

Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan disebut diagnostic tool atau scan tool, scan tool dapat digunakan untuk menemukan kerusakan yang terjadi pada sepeda motor sistem injeksi bahan bakar. Tetapi kerusakan yang mampu dibaca oleh scan tool hanya kerusakan yang terjadi pada komponen yang terhubung dengan control unit saja, scan tool tidak mampu menemukan kerusakan yang terjadi pada komponen lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan control unit. Sebagai contoh apabila lampu kepala putus tidak akan terdeteksi pada scan tool. Selain dapat menemukan kerusakan komponen scan tool juga dapat digunakan untuk pembacaan current data, menghapus histori kerusakan, dan membaca hasil pengukuran nilai-nilai yang dihasilkan oleh sensor-sensor dan actuator sistem injeksi bahan bakar sepeda motor. Namun bagaimana langkah penggunaan scan tool tidak kami bahas disini, silahkan baca pada manual book scan tool yang digunakan karena bisa jadi setiap scan tool memiliki standard operasional prosedur yang tidak sama.   

b.Pemeriksaan kerusakan sistem injeksi bahan bakar menggunakan self diagnosa
Pemeriksaan ini tanpa membutuhkan scan tool, cukup dengan memperhatikan blink code atau kedipan pada MIL, setiap kedipan yang terjadi pada MIL dapat diartikan sebagai kode kerusakan yang terjadi pada saat itu. Lampu MIL hanya akan berkedip jika terjadi kerusakan atau kegagalan fungsi pada sistem injeksi bahan bakar saja. Berikut ini contoh kode kegagalan fungsi pada sepeda motor beserta daftar kerusakannya :
·       Injector                   = 12 kedipan
·       Bank Angle              = 54 kedipan
·       Engine Oil Temp      = 7 kedipan
·       Manifold Abs.Pressure = 1 kedipan
·       Throttle Position     = 8 kedipan
·       Intake Air Temp       = 9 kedipan
·       ECM                         = 33 kedipan

Kedipan tersebut akan hilang setelah kerusakan pada komponen diperbaiki atau diganti, setelah dialakukan perbaikan MIL akan menyala secara normal kembali namun demikian pada sistem control unit masih tersimpan histori kegagalan atau sejarah kerusakan pada komponen yang telah diganti dan ini akan mengganggu kinerja sistem injeksi bahan bakar, oleh karena itu histori kegagalan harus direset atau dihapus agar sistem injeksi bahan bakar dapat berfungsi dengan baik. Berikut adalah prosedur pemeriksaan histori kegagalan dan cara menghapusnya:
1)Pemeriksaan histori kode kegagalan dalam control unit / ECM
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui adanya histori kode kegagalan di dalam ECM, apabila pada langkah ini tidak ditemukan histori kode kegagalan maka tidak perlu dilakukan reset ECM.
Prosedur pemeriksaan :
1.  Lepas kover sehingga DLC kelihatan
2.  Pastikan kunci kontak posisi “OFF”
3.  Lepaskan penutup DLC
4.  Hubungkan DLC short connector
5.Putar kunci kontak ke posisi “ON”, jika terdapat histori kegagalan pada ECM maka lampu akan berkedip sesuai kode kegagalan yang terjadi.
Gb. DLC short connector

2) Menghapus histori kode kegagalan dalam control unit / ECM
Menghapus histori kegagalan dapat dilakukan jika terdapat histori kegagalan pada sistem control unit.
Gb. Letak DLC

Prosedur menghapus kode histori kegagalan dalam ECM
1.  Lepas kover sehingga DLC kelihatan
2.  Pastikan kunci kontak posisi “OFF”
3.  Lepaskan penutup DLC
4.  Hubungkan DLC short connector
5.  Putar kunci kontak ke posisi “ON”
6.Lepaskan DLC short connector dan pasangkan kembali dalam waktu 5 detik
7.MIL akan berkedip pendek secara terus menerus (tanda berhasil menghapus kode kegagalan)
8.Putar kunci kontak pada posisi “OFF”, lepaskan DLC short connector, dan pasangkan kembali penutup DLC

Tugas Individu Siswa
1.Carilah satu artikel di internet atau media cetak yang berisi tentang sistem injeksi bahan bakar sepeda motor, tulis judul artikel, sumber / alamatnya !
2.Tulis secara singkat intisari dari artikel tersebut, dirangkum !
3.Simpulkan apakah artikel tersebut dapat di aplikasikan di bengkel ?

demikian dan terimakasih....




25 November 2019

Modul Perawatan Berkala Sistem Injeksi Bahan Bakar untuk siswa SMK TBSM kelas XI


Selamat pagi dan tentu saja selalu semangat pagi untuk kita semuanya warga TBSM dimanapun anda berada, jumpa lagi di SALDAMedia pada kesempatan kali ini saya akan berbagi modul tentang perawatan berkala sistem injeksi bahan bakar sepeda motor, modul ini saya susun dengan tujuan untuk mempermudah nanda sekalian siswa siswi SMK TBSM dimanapun anda berada wabil khusus untuk siswa siswi saya kelas XI TBSM di salah satu SMK Negeri di Wonosobo yang sedang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di DU/DI.

Berikut modulnya silahkan dipelajari dan sukses selalu


Perawatan Berkala Sistem Injeksi Bahan Bakar

A.Sistem Injeksi Bahan Bakar

Sistem Injeksi bahan bakar menggunakan teknologi kontrol secara elektronik, yang mampu memasok bahan bakar dan udara secara optimum yang dibutuhkan oleh mesin pada setiap keadaan.
Sistem injeksi bahan bakar memiliki banyak keuntungan yaitu :
§  Mengurangi emisi gas buang.
§  Lebih hemat bahan bakar.
§  Tarikan lebih responsif.
§  Mesin mudah dihidupkan pada kondisi apapun.
§Idle tidak terpengaruh pada ketinggian suatu daerah.
§  Memudahkan perawatan berkala.

Sistem injeksi bahan bakar terdiri dari 3 komponen utama yaitu sensor unit, control unit, dan actuator unit.
Gb.1 sistem injeksi bahan bakar

1.Sensor Unit
Terdiri dari beberapa sensor yang berfungsi untuk membaca atau mengetahui kondisi mesin dan selanjutnya melaporkan data informasi tersebut ke control unit. Semakin komplit sensor unit yang digunakan maka semakin baik kinerja sistem injeksi dan unjuk kerja mesin semakin optimal. Sensor unit terdiri dari :

a.MAQS (Modulated Air Quantity Sensor)
Terdiri dari beberapa sensor yang bertugas untuk mengetahui kondisi udara di dalam throttle body, terdiri dari intake temperatur sensor (sensor suhu udara masuk), throttle position sensor (mengirimkan informasi tentang posisi throttle / besarnya bukaan throttle saat itu), intake air pressure sensor (sensor tekanan udara yang masuk).

b.IAT (intake air temperature) sensor
Gb. 2 intake air temperatur sensor

Mendeteksi suhu udara yang masuk melalui throttle body, IAT sensor ini adalah sebuah thermistor. Thermistor merupakan komponen sejenis resistor variable, apabila suhu udara yang mengenai ujung thermistor berubah maka tahanan yang dihasilkan oleh thermistor pun juga ikut berubah. Thermistor mendapatkan tegangan listrik dari Control unit (ECU/ECM) sebesar 5 Volt, kemudian thermistor mengirimkan tegangan balik ke control unit sesuai dari tahanan yang dihasilkan oleh thermistor.

c.TP (Throttle Position) sensor;
Mengirimkan informasi tentang posisi bukaan throttle, throttle position sensor adalah sebuah resistor variable, apabila throttle shaft berputar maka besarnya tahanan akan berubah
Gb. 3 throttle position sensor

Sama seperti throttle body, TPS juga mendapatkan tegangan sebesat 5 volt dari control unit, selanjutnya TPS mengirimkan tegangan balik ke control unit sesuai dari tahanan yang dihasilkan oleh resistor variable. Apabila throttle tertutup maka tahanan yang dihasilkan besar, dan sebaliknya jika throttle terbuka tahanan yang dihasilkan kecil. Besarnya tegangan balik yang dikirimkan throttle position sensor kurang lebih sebesar 0,68 volt (throttle tertutup) dan 4,5 volt (throttle terbuka).

d.Engine oil temperature sensor
Mendeteksi suhu mesin sepeda motor melalui perantara oli mesin, sama seperti IAT, EOT juga menggunakan thermistor sebagai sensornya, tahanan thermistor akan berubah menyesuaikan dengan perubahan suhu mesin sepeda motor.

e.Coolant temperatur sensor
Mirip seperti engine oil temperatur sensor  hanya saja thermistor pada coolant temperatur sensor bertugas untuk membaca perubahan suhu cairan pendingin mesin sepeda motor

f.Crank sensor
Memberikan signal listrik kepada ECU, supaya ECU dapat mendeteksi  sudut crank & putaran mesin dengan akurat. Selanjutnya ECU dapat mengatur durasi injeksi bahan bakar & waktu pengapian bersama-sama masukan dari signal TPS dan Air Intake Pressure sensor.

g.Bank angle sensor
Merupakan sensor sudut kemiringan yang bertugas mengirimkan informasi tentang kemiringan sepeda motor pada saat itu. Apabila sudut kemiringan sepeda motor melebihi batas yang diperbolehkan (lebih dari 65o/ambruk) maka mesin sepeda motor akan mati, mencegah terjadinya kebakaran pada saat terjadi kecelakaan.

2.Control Unit
Control unit ECU / ECM ; menerima dan menghitung seluruh informasi / data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle / katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU / ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja / menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU / ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.

3.Actuator Unit
Actuator terdiri dari beberapa komponen pekerja yang bertugas sebagai eksekutor atau pelaksana yang mendapatkan perintah dari control unit, yaitu :

a.FID

FID (Fast Idle Solenoid Sistem) berfungsi menambah aliran udara ke throttle body pada saat mesin masih dingin, sehingga bahan bakar yang disuplai dari injector bertambah dan mesin mudah untuk dihidupkan. Pada saat suhu mesin dingin valve FID terbuka dan udara dapat mengalir melalui hole / saluran by pass sehingga jumlah bahan bakar yang disemprotkan lebih banyak, kemudian pada saat suhu mesin panas valve FID tertutup dan udara tidak dapat mengalir melalui hole / saluran by pass sehingga jumlah bahan bakar yang disemprotkan lebih sedikit

b.Fuel pump
Fuel pump (pompa bahan bakar) berfungsi mengalirkan bahan bakar dari tangki ke injektor dan menaikkan tekanan bahan bakar sehingga bahan bakar yang keluar dari injector berbentuk spray / kabut sehingga mudah terbakar. Pompa bahan bakar terletak di dalam tangki bahan bakar dan bekerja secara elektrik yaitu dengan mendapatkan tegangan listrik dari ECU / ECM.

c.Injektor
Injektor adalah nozel yang bekerja secara elektromagnetik, injektor akan menginjeksikan bahan bakar sesuai perintah dari control unit. Injektor dipasang pada saluran masuk di kepala silinder, melalui injektor bahan bakar dikabutkan dengan memberikan tekanan tinggi dan dilewatkan di lubang-lubang kecil yang ada di injektor.

Proses penyemprotan bahan bakar terjadi saat control unit mengirimkan tegangan listrik ke solenoid coil, pada solenoid coil yang dialiri listrik akan menghasilkan elektromagnetik yang selanjutnya menarik core dan needle valve ke atas sehingga bahanbakar bertekanan tinggi akan menyemprot keluar dari lubang-lubang kecil di injektor.

d.Coil ignition
Coil ignition merupakan komponen sistem pengapian yang mana pada sistem injeksi bahan bakar ini ignition coil akan beroperasi jika mendapat pasokan tegangan listrik dari control unit. Tegangan yang masuk ke coil ignition akan ditingkatkan menjadi sekitar 25.000 volt selanjutnya untuk membangkitkan percikan bunga api di ujung elektroda busi. Seberapa lama busi memercikkan bunga api dan kapan tepatnya busi memercikkan bunga api diatur sepenuhnya control unit berdasarkan laporan / informasi dari semua sensor yang ada.

e.Kipas pendingin radiator
Seperti halnya komponen actuator yang lainnya, kipas pendingin radiator juga akan bekerja berdasarkan perintah dari control unit. Control unit memerintahkan kipas pendingin untuk berputar dengan mengirimkan tegangan listrik sebagai sumber energi gerak kipas pendingin elektrik. Control unit akan memeritahkan kipas pendingin untuk bergerak hanya pada saat mesin panas saja berdasarkan informasi dari sensor suhu cairan pendingin mesin.

f.MIL (Malfunction Indicator Lamp)
Malfunction Indicator Lamp adalah sebuah lampu yang terletak pada instrument sepeda motor yang berfungsi sebagai indikator kerusakan pada sistem injeksi bahan bakar sepeda motor. Apabila terjadi kerusakan pada komponen sistem injeksi bahan bakar sepeda motor MIL akan berkedip beberapa kali sesuai dengan jenis kerusakan yang terjadi, ada dua macam kedipan MIL yaitu kedip panjang dan kedip pendek. Kedipan panjang melambangkan angka puluhan dan kedipan pendek melambangkan angka satuan. Sebagai contoh pada kerusakan fuel injektor dengan kode kerusakan 12 maka MIL akan berkedip panjang satu kali dan berkedip pendek sebanyak dua kali.
Bersambung ya bro….