Pada
postingan sebelumnya telah kita bahas tentang sistem pengapian konvensional
pada sepeda motor jadul. Nah kali ini akan saya coba untuk membahas tentang
pengapian tipe AC CDI pada sepeda motor.
Pengapian
tipe konvensional pada sepeda motor ternyata memiliki beberapa kelemahan salah
satu diantaranya adalah sistem pengapian sering terjadi kegagalan fungsi yang
disebabkan karena berubahnya ukuran celah platina, sehingga untuk sistem ini
harus lebih sering melakukan pemeriksaan dan penyetelan celah platina, hal ini
sangat kurang praktis apalagi jika ini terjadi pada saat sepeda motor sedang
kita kendarai di jalan dan mogok, repot pastinya….
Dari
pertimbangan tadi maka sistem pengapian konvensional dikembangkan dan disempurnakan
menjadi sistem pengapian CDI (capasitive discharge ignition). Terdiri dari dua
jenis sistem pengapian CDI yaitu AC CDI dan DC CDI. Pada kesempatan kali ini
saya akan membahas terlebih dahulu mengenai sistem pengapian tipe AC CDI. Disebut
sebagai pengapian tipe AC CDI karena sistem pengapian ini menggunakan arus
listrik AC (alternating current) yang dihasilkan oleh alternator (kumparan
pengapian).
Pada
sistem pengapian AC CDI menggunakan beberapa komponen yaitu : Alternator, pulser,
CDI, ignition switch, ignition coil, busi
1.
Alternator
Sama
seperti pada alternator tipe konvensional, alternator (kumparan pengapian)
berfungsi sebagai sumber tegangan listrik AC.
2.
Pulser
Merupakan
komponen semacam sensor yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal waktu pengapian
ke AC CDI, pulser akan mengirimkan sinyal listrik terkait dengan kapan busi
harus menyala.
3,
CDI (capasitive discharge ignition)
Cdi
merupakan komponen pengontrol pada sistem pengapian sepeda motor, pada sistem
pengapian AC CDI tentu saja jenis CDI yang digunakan adalah jenis AC CDI. Tugas
dari CDI adalah mengatur sistem pengapian, CDI sebagai controller / otaknya
sistem pengapian AC CDI. Cara kerja AC CDI yaitu : AC CDI akan beraksi jika
mendapatkan tegangan listrik dari kumparan pengapian, selanjutnya CDI akan
mengalirkan tegangan listrik tersebut menuju ke ignition coil setelah
mendapatkan sinyal waktu pengapian dari pulser.
4.
Ignition switch
Ignition
switch berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan salah satu kabel pada AC
CDI (pada sepeda motor Honda berwarna hitam/putih) menuju ke masa, kabel ini
bisa dikatakan sebagai kabel kendali sistem pengapian AC CDI. Jika kabel ini
terhubung dengan masa maka status sistem pengapian adalah “OFF” dan sebaliknya
jika tidak terhubung maka “ON”. Pada posisi “OFF” tegangan listrik dari
kumparan pengapian dialirkan/dibuang ke masa sehingga tidak ada aliran listrik
menuju ignition coil.
5.
Ignition coil
Ignition
coil pada semua jenis sepeda motor memiliki kesamaan fungsi yaitu untuk
menaikkan tegangan listrik dari sumbernya yang selanjutnya digunakan untuk
menyalakan busi,
ignition coil mampu menaikkan tegangan listrik sampai dengan ± 15 KV bahkan
bisa lebih
6.
Busi (sparkplug)
Begitu
juga dengan busi pada semua jenis sepeda motor memiliki kesamaan fungsi yaitu
untuk merubah tegangan listrik dari ignition coil menjadi percikan bunga api.
Berdasarkan
uraian di atas maka jawaban untuk soal pemeliharaan kelistrikan sepeda motorkelas XI tsm
Jawaban soal NO 2 adalah : A pengapian AC CDI
Jawaban soal NO 2 adalah : A pengapian AC CDI
Jawaban
soal NO 5 adalah : C Capasitive Discharge Ignition
Jawaban
soal NO 6 adalah : B ± 15 KV
Mantap
BalasHapusTerima kasih ilmu hya
BalasHapus